KATA PENGANTAR
Puji dan syukur senantiasa kami
panjatkan ke hadirat Allah SWT, sebagai pencipta dan pemelihara alam semesta,
karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyusun makalah kimia ini
yang berjudul “Bahaya Zat Aditif” yang dimaksudkan agar para pembaca dan kami
sendiri menjadi lebih mengenali dan memahami bahaya zat aditif. Uraian dalam
makalah ini kami susun berdasarkan buku dan sumber website yang relevan dengan
topik tersebut.
Sebelumnya kami mohon maaf
apabila pada makalah ini terdapat tulisan yang tidak berkenan dan terdapat
kekurangan-kekurangan lainnya karena kamisadar bahwa manusia tidak akan pernah
luput dari kesalahan.
Akhir kata kami ucapkan terima
kasih kepada teman - teman yang telah berperan serta dalam pembuatan makalah
ini serta guru kimia kami Bapak Ichsyan Suhada S.pd yang telah membimbing kami.
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami dengan senang
hati akan menerima segala kritik & saran yang membangun demi kesempurnaan
makalah ini.
Sekian dari kami. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Teruslah berusaha meningkatkan ilmu
pengetahuan dan tekhnologi dengan berfikir baik, logis, dan sistematis.
Penulis
09 JUNI 2015
DAFTAR ISI
Hal
Kata Pengantar …………………………………………………………………………….
Daftar Isi ……………………………………………………………………………
A..Zat Aditif ……………………………………………………………………………..
B..Jenis – Jenis Zat Aditif ……………………………………………………………………..
C. Dampak Penggunaan Zat Aditif
Pada Makanan ...................................………………………..
D..Upaya Mengurangi Dampak
Negatif Penggunaan Zat Aditif
….....…………………………
Kesimpulan ……………………………………………………………………………
Daftar Pustaka ……………………………………………………………………………
2. Zat Aditif Sintetis (
Buatan )
Zat aditif sintetis merupakan zat
yang dibuat dengan serangkaian proses kimia. Zat yang diperoleh dari proses
kimia ini jika dikonsumsi secara berlebihan dapat menimbulkan efek yang negatif
terhadap kesehatan tubuh. Beberapa bahan makanan yang termasuk ke dalam zat
aditif sintetis di antaranya : formalin, Monosodium Glutamat (MSG), formalin,
dan sakarin. Biasanya, zat aditif sintetis lebih berbahaya bagi kesehatan jika
dibandingkan dengan zat aditif alami. Karena pada proses pembuatan zat aditif
sintetis memerlukan serangkaian proses kimia yang terkadang mengalami proses
kimia yang tidak sempurna sehingga dapat memberikan dampak negatif terhadap
tubuh konsumen. Beberapa fungsi dari zat aditif yang ditambahkan pada makanan
di antaranya:
a) Meningkatkan kandungan gizi pada makanan.
b) Menjaga kualitas dan tekstur makanan
sehingga tetap terlihat segar.
c) Menjaga agar makanan dapat tahan lama.
d) Memberikan warna pada bahan makanan
sehingga terlihat menarik.
e) Memberikan rasa sedap pada makanan.
f) Memberikan aroma yang khas pada
makanan.
Beberapa Contoh Zat Aditif
Zat aditif makanan telah
dimanfaatkan dalam berbagai proses pengolahan makanan, berikut adalah beberapa
contoh zat aditif
Tabel 1.1
Pemanfaatan Zat Aditif
B. Jenis - Jenis Zat Aditif
Beberapa jenis zat aditif yang
sering kita temukan dalam produk - produk makanan, yaitu :
1. Pewarna
Pewarna merupakan zat yang dapat
memberi warna pada makanan dan memberikan tampilan yang menarik dalam
penyajiannya. Kecenderungan manusia
menyukai makanan dengan tampilan yang menarik menyebabkan banyak orang menggunakan
zat aditif sebagai pewarna makanan. Namun, terkadang ada orang yang menggunakan
pewarna yang berbahaya sebagai campuran makanan.
Ada dua jenis pewarna yang
digunakan sebagai campuran makanan, yaitu pewarna alami dan pewarna sintetik.
a. Pewarna Alami
Pewarna alami dapat diperoleh
dari ekstrak tumbuh - tumbuhan. Pewarna alami cenderung lebih aman untuk
dikonsumsi karena tidak melalui proses kimiawi.
Beberapa jenis pewarna alami yang
sering digunakan sebagai campuran makanan dapat dilihat pada tabel berikut ini
Tabel 1.2
Pemanfaatan Zat Pewarna Alami
b. Pewarna
Sintetik
Pewarna sintetik dapat diperoleh dari hasil pengolahan dalam
industri pewarna makanan. Pewarna ini berupa bahan - bahan kimia yang merupakan
hasil sintesis dilaboratorium. Banyak orang yang memiliki kecenderungan memilih
pewarna sintetik karena penggunaannya lebih praktis dengan warna yang beragam.
Penggunaan bahan pewarna sintetik sebagai pewarna makanan dapat membahayakan
bagi kesehatan. Saat ini banyak ditemukan makanan yang menggunakan pewarna
buatan yang biasanya digunakan dalam industri tekstil. Jika kita sering
mengkonsumsi makanan yang dicampur dengan pewarna tersebut, zat yang bersifat
racun akan terakumulasi dalam jaringan tubuh yang pada akhirnya dapat
mengakibatkan penyakit kanker. Beberapa jenis pewarna sintetik yang sering
digunakan sebagai campuran makanan dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 1.3
Pemanfaatan Zat
Pewarna Sintetik
Beberapa perbedaan antara jenis pewarna sintetis dengan zat
pewarna alami yang sering digunakan sebagai campuran makanan dapat dilihat pada
tabel berikut ini.
Tabel 1.4
Perbedaan Zat
Pewarna Sintetis dan Zat Pewarna Alami
2. Penyedap
Rasa dan Aroma serta Penguat Rasa
Pemberian penyedap rasa dan aroma serta penguat rasa pada
makanan dapat memberikan aroma dan mempertegas rasa pada makanan. Penyedap rasa
ada yang bersifat alamiah dan sintetik. Penyedap rasa alami diperoleh dari
berbagai tanaman rempah - rempah, seperti kayu manis, serai, ketumbar, jahe,
merica, lada, pala, dan daun salam. Penyedap rasa sintetik yang sering
digunakan adalah Monosodium Glutamat (MSG) yang biasanya lebih dikenal dengan
nama vetsin. Penggunaan MSG masih aman untuk dikonsumsi. Tapi, jika kita mengkonsumsinya
secara berlebihan, maka dapat menimbulkan penyakit ChineseRestaurant Syndrome
yang dapat menyebabkan tubuh mudah lelah, pusing kepala, atau sesak napas.
Beberapa penyedap rasa lainnya yang sering digunakan dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
Tabel 1.5
Pemanfaatan
Zat Penyedap Sintetik
3. Pengawet
Pengawet merupakan bahan yang sering digunakanuntuk
mengawetkan makanan supaya dapat bertahan dalam jangka waktu yang lama.
Pengawet dapat menghambat mikroorganisme untuk menguraikan makanan sehingga
tidak mudah membusuk dalam jangka waktu tertentu. Pengawet makanan ada dua
jenis, yaitu pengawet alami dan pengawet sintetik. Pengawet alami dapat berupa
gula dan garam. Sedangkan, beberapa jenis zat pengawet sintetik pada makanan
dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 1.6
Pemanfaatan Zat Pengawet Sintetik
4. Pemanis
Pemanis adalah zat yang ditambahkan kepada makanan atau
minuman sehingga menimbulkan rasa manis. Bahan pemanis ini terdiri dari dua
jenis, yaitu pemanis alami danpemanis buatan. Pemanis alami disebut sukrosa
yang dapat diperoleh dari olahan gula tebu, gula aren, dan gula merah.
Sedangkan, pemanis sintetik berupa zat kimia yang dapat ditambahkan kepada
makanan untuk menimbulkan rasa manis pada makanan. Beberapa jenis pemanis
sintetik yang terdapat pada makanan dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 1.7
Pemanfaatan Zat Pemanis Sintetik
5. Anti Oksidan
Anti oksidan merupakan suatu zat
aditif pada makanan berupa senyawa yang mudah teroksidasi. Banyak produkmakanan
dalam kemasan kaleng yang menggunakan antioksidan. Beberapa jenis zat anti
oksidan yang digunakandalam pengolahan makanan, di antaranya asam askorbat dan
butilhidroksianisol (BHA). Asam askorbat digunakan padapengolahan daging dan
buah kalengan. Sedangkan, butilhid - roksianisol (BHA) digunakan untuk kemasan
makanan.
C. Dampak Penggunaan Zat Aditif
Pada Makanan
Zat aditif yang ada pada makanan
tidak selalu secara sengaja ditambahkan untuk tujuan tertentu. Namun, ada juga
zat aditif yang diperoleh secara tidak sengaja muncul pada makanan. Zat aditif
tersebut biasanya muncul pada proses pengolahan makanan. Secara keseluruhan,
penggunaan zat - zat aditif untuk campuran makanan dapat berdampak positif dan
negatif.
1. Dampak Positif Penggunaan Zat Aditif
Berbagai macam penyakit dapat
muncul dari kebiasaan manusia mengkonsumsi makanan yang kurang memperhatikan
keseimbangan gizi. Misalnya, penyakit gondok yang berupa pembengkakan kelenjar
pada leher. Penyakit gondok disebabkan karena tubuh kurang mendapatkan zat
iodin. Penyakit gondok dapat dicegah dengan mengkonsumsi bahan makanan yang
mengandung zat iodin. Zat iodin dapat kita peroleh dari garam dapur yang biasa
digunakan untukmemberikan rasa asin pada makanan. Selain penyakit
gondok,kekurangan iodin dapat pula menyebabkan penyakit kretinisme ( kekerdilan
). Orang yang memiliki penyakit diabetes mellitus ( kencing manis ) perlu
menjaga kestabilan kadar gula dalam darahnya. Penyakit ini dapat disebabkan
karena pola hidup yang tidak sehat. Untuk menjaga kestabilan kadar gula dalam
darah, bagi penderita diabetes melitus disarankan untuk mengkonsumsi sakarin (
pemanis buatan ) sebagai pengganti gula. Kekurangan konsumsi makanan yang
mengandung vitamin dapat menimbulkan berbagai penyakit pada manusia, misalnya
penyakit Xerophtalmia. Penyakit Xerophtalmia merupakan penyakit yang menyerang
mata, yaitu terjadinyakerusakan pada kornea mata. Penyakit ini jika tidak
diatasi,maka dapat menimbulkan kebutaan. Untuk menghindaripenyakit
Xerophtalmia, perlu mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung vitamin A.
2. Dampak Negatif Penggunaan Zat Aditif
Kemajuan teknologi di bidang
pangan dapat memacu manusia untuk menciptakan bahan makanan dengan kualitas
yang makin baik. Kualitas makanan yang baik tidak dapat dilihat dari bentuk
tampilan luarnya saja, akan tetapi yang paling penting adalah kandungan gizi
dalam makanan tersebut. Saat ini telah banyak ditemukan makanan yang unggul
karena telah melalui berbagai proses produksi sehingga memiliki ketahanan yang
lebih lama jika dibandingkan dengan kondisi normalnya. Misalnya, ikan sarden
dalamkemasan kaleng dapat bertahan berbulan - bulan, bahkan hingga satu tahun
lamanya tanpa mengalami pembusukan. Ikan sarden tersebut dapat bertahan lama
setelah ditambahkan zat pengawet pada proses produksi makanan tersebut. Namun,
bahan makanan yang menggunakan zat pengawet tidak dapat dikonsumsi setelah
melewati masa kadaluarsa. Beberapa bahan makanan yang berdampak negatif
terhadap orang yang mengkonsumsinya adalah sebagai berikut.
a) Formalin yang digunakan sebagai pengawet
makanan jika dikonsumsi secara terus-menerus dapat mengganggu fungsi organ
pencernaan, kanker paru – paru, penyakit jantung dan merusak sistem saraf.
b) Boraks yang digunakan juga sebagai
pengawet makanan bila dikonsumsi secara teur – menerus dapat mengakibatkan
mual, muntah, diare, penyakit kulit, kerusakan ginjal,serta gangguan pada otak
dan hati.
c) Natamysin yang digunakan sebagai zat
pengawet mengakibatkan mual, muntah, tidak nafsu makan, diare dan perlukaan
kulit.
d) Kalium Asetat yang digunakan sebagai zat
pengawet dapat menyebabkan kerusakan fungsi ginjal.
e) Nitrit dan Nitrat yang digunakan sebagai
zat pengawet dapat mengkibatkan keracunan, mempengaruhi kemampuan sel darah
membawa oksigen ke berbagai organ tubuh, sulit bernapas, sakit kepala, anemia,
radang ginjal, dan muntah-muntah.
f) Kalsium Benzoate yang digunakan sebagai
zat pengawet dapat memicu terjadinya serangan asma.
g) Sulfur Dioksida yang digunakan sebagai
zat pengawet dapat mengakibatkan perlukaan lambung, mempercepat serangan asma,
mutasi genetik, kanker dan alergi.
h) Kalsium dan Natrium propionate adalah zat
pengawet yang apabila digunakan melebihi angka batas maksimum dapat menyebabkan
migren, kelelahan, dan kesulitan tidur.
i) Natrium metasulfat zat pengawet yang
dapat mengakibatkan alergi pada kulit.
j) CFC dan Tetrazine yang digunakan
sebagai zat pewarna dapat merusak organ hati, ginjal dan meningkatkan
kemungkinan hiperaktif pada masa kanak-kanak.
k) Rhodamin B adalah zat pewarna tekstil
yang apabila digunakan sebagai pewarna makanan dapat menyebabkan kanker dan
menimbulkan keracunan pada paru-paru, tenggorokan, hidung, dan usus.
l) Sunset Yellow yang dipergunakan sebagai
zat pewarna dapat menyebabkan kerusakan kromosom
m) Ponceau 4R yang apabila dipergunakan untuk
pewarna makanan dapat mengakibatkan anemia dan kepekatan pada hemoglobin.
n) Carmoisine (merah) adalah zat pewarna
yang dapat menyebabkan kanker hati dan menimbulkan alergi.
o) Quinoline Yellow adalah zat pewarna
makanan yang dapat mengakibatkan hypertrophy, hyperplasian dan carcinomas
kelenjar tiroid.
p) Siklamat yang digunakan sebagai zat
pemanis dapat menyebabkan penyakit kanker ( karsinogenik ).
q) Sakarin yang juga digunakan sebagai zat
pemanis dapat menyebabkan infeksi dan kanker kandung kemih
r) Aspartan yang juga digunakan sebagai
pemanis buatan dapat menyebabkan gangguan saraf dan tumor otak.
s) Penggunaan Monosodium Glutamat ( MSG )
sebagai bahan penyedap dapat menimbulkan
kerusakan pada jaringan saraf, kelainan hati, trauma, hipertensi, stress, demam
tinggi, mempercepat proses penuaan, alergi kulit, mual, muntah, migren, asma,
ketidak mampuan belajar, dan depresi.
D. Upaya Mengurangi Dampak Negatif Penggunaan
Zat Aditif
Penggunaaan zat aditif pada
makanan sering kali menimbulkan berbagai dampak negatif. Dampak yang paling
sering muncul adalah dari penggunaan bahan aditif sintetik karena menggunakan
bahan kimia hasil olahan industri. Dari berbagai dampak negatif yang
ditimbulkan dari penggunaan bahan aditif, kita perlu berhati - hati dalam
mengkonsumsi makanan yang mengandung zat aditif. Beberapa upaya yang dapat
dilakukan untuk mengurangi dampak negatif dari penggunaan zat aditif makanan
adalah sebagai berikut.
a) Mengkonsumsi makanan yang
mengandung zat aditif tidak berlebihan.
b) Teliti memilih makanan yang mengandung
zat aditif dengan memeriksa kemasan, karat atau cacat lainnya.
c) Amati apakah makanan tersebut berwarna
mencolok atau jauh berbeda dari warna aslinya. Biasanya makanan yang mencolok
warnanya mengandung pewarna tekstil.
d) Cicipi rasa makanan tersebut. Lidah
juga cukup jeli membedakan mana makanan yang aman dan mana yang tidak. Makanan
yang tidak aman umumnya berasa tajam, misalnya sangat gurih dan membuat lidah
bergetar. Biasanya makanan-makanan seperti itu mengandung penyedap rasa dan
penambah aroma berlebih.
e) Memilih sendiri zat aditif yang akan digunakan
sebagai bahan makanan.
f) Menggunakan zat aditif yang berasal
dari alam.
g) Perhatikan kualitas makanan dan
tanggal produksi dan serta kadaluarsa yang terdapat pada kemasan makanan yang
akan dikonsumsi.
h) Baui juga aromanya. Bau apek atau
tengik menandakan bahwa makanan tersebut sudah rusak atau terkontaminasi oleh
mikroorganisme.
f) Amati komposisi serta bahan - bahan
kimia yang terkandung dalam makanan dengan cara membaca komposisi bahan pada
kemasan.
g) Memeriksa apakah makanan yang akan
dikonsumsi telah terdaftar di
Departemen Kesehatan atau belum
KESIMPULAN
• Zat aditif adalah zat-zat tambahan yang
digunakan pada makanan dengantujuan tertentu.
• Tujuan penambahan zat aditif pada
makanan adalah memberikan rasa sedap, mengawetkan, memberi warna, pemanis, dan
memberikan aroma.
• Contoh bahan pewarna alami adalah beta
- karoten ( kuning ), kloroļ¬l ( hijau ), karamel ( cokelat hitam ) dan anato (
oranye ).
• Contoh bahan pewarna alami adalah
eritrosin ( merah ), kuning FCF ( kuning ),hijau FCF ( hijau ), cokelat HT (
cokelat ), dan biru berlian ( biru ).
• Pengawet merupakan bahan yang sering
digunakan untuk mengawetkan makanan sehingga makanan dapat bertahan dalam jangka
waktu yang lama.
• Pemanis adalah zat yang ditambahkan kepada
makanan atau minuman sehingga menimbulkan rasa manis.
• Anti oksidan merupakan suatu zat aditif
pada makanan berupa senyawa yang mudah teroksidasi.
• Untuk menghindari bahaya dari penggunaan
zat aditif, sebaiknya kita menggunakan zat aditif yang alami dan mengurangi
penggunaan zat aditif sintesis
DAFTAR PUSTAKA
Hidayati, Sri dkk.2009.Sains
Biologi 2 SMA/MA.Jakarta: Bumi Aksara
Puspita, Diana. 2009.Alam Sekitar
IPA Terpadu.Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar